Efek rumah kaca pada Pemanasan Global dan perubahan iklim

08/05/17


Perubahan Iklim yang kita dirasakan sesungguhnya merupakan suatu proses interaksi antara suhu, kelembaban, angin, curah hujan yang terjadi di permukaan bumi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh putaran/rotasi bumi saat mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Yang menjadi pertanyaan mengapa terjadi perubahan iklim global secara ekstrem ? Pemanasan global akibat adanya meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan pada atmosfer bumi diyakini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim global secara ekstrem ini.

Istilah Efek rumah kaca itu sendiri diusulkan pengunaan namanya pertama kali oleh Joseph Fourier pada 1824, yang memiliki arti proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama planet atau satelit yang memiliki atmosfer yang disebabkan oleh tergangunya komposisi gas-gas rumah kaca pada atmosfernya. Komposisi gas-gas rumah kaca pada atmosfer Bumi terdiri atas CO2 (Karbon dioksida), N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbos), SF6 (Sulphur hexafluoride), PFCs (Perfluorocarbons), SO2 (sulfur dioksida), NO (nitrogen monoksida), (NO2) nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas CH4 (Metan) dan (CFC) khloro fluoro karbon.

Gas-gas tersebut dihasilkan lewat proses alami di Bumi ataupun merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia saat memenuhi kebutuhan hidup. Gas yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi, kebakaran hutan, rawa-rawa, proses photosintesa, proses pembusukan hingga proses bernafaspun merupakan sumber Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa pembakaran hasil industri, pembakaran bahan bakar fosil, emisi gas buang kendaraan bermotor adalah sumber Gas Rumah Kaca akibat dari aktivitas manusia. Meningkatnya Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18 saat manusia menemukan teknologi industri yang banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas maupun batubara untuk menghasilkan energi dan menyisakan gas-gas rumah kaca yang kemudian kian banyak terkumpul pada lapisan atmosfer melampaui batas kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya. Lantas apa hubungan meningkatnya efek rumah kaca dengan perubahan iklim ?

Meningkatnya kadar gas rumah kaca pada atmosfer yang merupakan mesin pengendali alami iklim di Bumi dapat mengganggu mekanismenya. Karena sifat dasar dari gas-gas rumah kaca yang melewatkan cahaya sinar tampak (gelombang pendek) Matahari namun menyerap gelombang panjang (sinar infra merah). Saat pancaran / radiasi dari Matahari masuk ke Bumi, 25% dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan atau partikel-partikel gas di atmosfer, 25% diserap oleh atmosfer, 45% diteruskan ke permukaan bumi dan oleh permukaan bumi seperti permukaan air, es dan permukaan refletif lainnya 5% dipantulkan kembali dalam bentuk gelombang panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah). Proses inilah yang disebut sebagai efek rumah kaca. Sesungguhnya, tanpa adanya efek rumah kaca pada sistem perikliman di bumi, maka suhu menjadi sangat rendah dan Bumi menjadi tidak layak huni. Dalam keadaan normal, Energi yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dalam bentuk radiasi infra merah diteruskan ke angkasa oleh atmosfer, namun saat kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, Sinar infra merah tersebut terhambat dan memantul kembali ke permukaan bumi, yang jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan pemanasan global di permukaan Bumi.

Meningkatnya suhu pada pemukaan bumi dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem dan mekasnisme biota di bumi, terutama hutan sebagai sarana pendaur ulang karbon dioksida di udara. Selain itu mengakibatkan mencairnya es di wilayah kutub hingga meningkatkan volume air laut dan mengancam kebedaraan daratan. Karena suhu merupakan salah satu parameter dari iklim maka saat terjadi perubahan suhu secara global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global yang ekstrim pula.

Kini tidak ada salahnya jika kita yang di Bumi hidup lebih “santun” terhadap alam dan mulai merawat kelestarian lingkungan. Slogan-slogan seperti "back to nature" atau pun "Go Green" jangan hanya diucapakan semata, tapi harus direalisasikan dalam bentuk nyata demi kelangsungan hidup seluruh mahluk di Bumi ini.


Read More »» Efek rumah kaca pada Pemanasan Global dan perubahan iklim